Satsuma-imo atau Ubi Jepang, adalah ubi jalar dengan kulit berwarna merah keunguan dan dagingnya berwarna kekuningan. Baru beberapa waktu ini sepertinya Satsuma-imo banyak saya temukan di
supermarket-supermarket, di Malang maupun Surabaya. Awalnya hanya karena ingin ubi kukus, tapi agak malas membersihkan dan menyikat tanah dari ubi yang dibeli di pasar. Di supermarket, Ubi Jepang dijual dalam kemasan plastik isi 1 kilogram, dan sudah bersih. Tinggal dicuci, dipotong-potong dan dikukus. Makanya saya coba beli :)
Setelah dikukus, daging ubi yang semula kuning pucat berubah jadi kuning terang. Cantik, kontras dengan kulitnya yang merah keunguan. Waktu dimakan, rasanya manis, dan teksturnya empuk, kesat, serat halus, dan tidak berair.
Menurut sejarah, Satsuma-imo berasal dari kepulauan Okinawa, dan ketika Samurai Satsuma (dari daratan Jepang-Kagoshima) datang dan mendominasi Okinawa, mereka mengambil "imo" dari Okinawa dan mengklaim sebagai "Satsuma-imo". Penduduk Okinawa sendiri kemudian mengembangkan jenis imo yang dagingnya berwarna ungu dan menyebutnya "Murasaki-imo". Mereka keberatan jika ubi jepang yang berwarna ungu tadi disebut 'versi ungu' dari satsuma imo...:) Saat ini, Satsuma-imo banyak ditanam di Kyushu, Jepang dan dari sanalah ubi jalar yang manis dan lezat ini dikirim ke seluruh penjuru Jepang, bahkan dunia. Saya kurang tahu, Ubi Jepang yang ada di supermarket ini asli impor dari Jepang atau hasil tanaman petani di Bogor, Jawa Barat yang sudah banyak membudidayakan ubi jepang ini. Yang saya tahu, kalau ubi jepang ini dikemas dengan plastik biasa dengan tulisan Ubi Jepang dan label supermarket yang menjualnya, harganya murah. Sementara untuk ubi yang sama tapi dikemas plastik dengan tulisan Satsumaimo dan keterangan lengkap tentang kandungan gizi dan lain-lainnya dalam Bahasa Inggris, maka harganya naik 2 kali lipat :)
Setelah mencicipi rasa dan tekstur ubi jepang kukus, muncul ide untuk membuat Pilus goreng dari ubi kukus yang masih tersisa. Tapi karena terpengaruh eksotika si ubi ini, saya jadi ingin membuat sesuatu yang lebih 'repot' namun menurut saya lebih cantik dan sehat. Terus terang, saya suka sekali gorengan, tapi terkadang perut tidak bersahabat sehingga mudah kembung :)
Berbekal resep Prool Tape panggang, saya ganti tape dengan ubi jepang kukus yang sudah dihaluskan. Timbangan bahan (lagi-lagi) saya sesuaikan dengan ketersediaan bahan waktu pembuatan. Silakan kalau mau mencoba....:)
Prool Ubi Jepang
Bahan-bahan:
- 5 butir telur
- 200 gram gula pasir
- 1 sdm emulsifier
- 175 gram tepung terigu
- 600 gram ubi jepang kukus, dihaluskan bersama kulitnya
- 150 gram mentega, dicairkan
- 1 sdm baking powder
- pewarna ungu dan kuning
Cara membuat:
- Kocok telur, gula pasir dan emulsifier sampai mengembang, kental dan putih
- Turunkan speed mixer, masukkan ubi jepang halus, ratakan
- Masukkan terigu, ratakan
- Masukkan margarin cair, ratakan
- Bagi adonan menjadi 2, satu bagian diberi warna ungu dan satunya diberi warna kuning (agar tidak pucat)
- Panaskan kukusan, siapkan loyang ukuran 23 x 23 cm, alasi kertas roti.
- Masukkan adonan ungu dan ratakan. Kukus selama 15 menit.
- Keluarkan loyang, tuang adonan kuning di atasnya, ratakan. Kukus 15 menit lagi
- Jangan lupa, bungkus tutup kukusan dengan lap bersih agar air tidak menetes ke adonan.
- Setelah matang, keluarkan loyang dari kukusan
- Keluarkan kue dengan cara dibalik ke loyang lain. Setelah keluar, lepaskan kertasnya, balik lagi sehingga warna ungu di bawah dan kuning di atas.
- Selagi masih panas, taburkan keju parut di atas prool. Tunggu sampai dingin, baru dipotong-potong.
- Jangan coba mengeluarkan prool dari loyang dengan cara menarik kertas-kertas di sisi-sisinya. Jika sedang tidak beruntung, prool akan patah jadi dua,...:)
Prool ubi jepang yang manis gurih siap dinikmati bersama teh atau kopi. Karena jumlah ubi yang dimasukkan banyak, maka saat dimakan, rasa ubi dominan sekali. Kenyang pula! Yaa... semacam menikmati ubi kukus dengan cara yang berbeda...:)
Oh ya, ubi jepang sengaja tidak saya kupas, tapi dikukus langsung bersama kulitnya dan dihaluskan juga bersama kulitnya, karena menurut info, kandungan beta karoten yang sangat bermanfaat pada ubi ini berada di antara kulit dan dagingnya. Agar tidak hilang, ya sudah, dimakan saja sekulit-kulitnya :))
Thanks for reading and have a great weekend...
Comments
Post a Comment